Iwan Fals mengagumi sejumlah tokoh NU |
Diam- diam Iwan Fals mengagumi sejumlah tokoh NU. Legenda musik Indonesia tersebut ternyata paham benar karakter para tokoh NU. Salah satunya adalah yang dikenal nyentrik namun berwibawa. Tokoh tersebut tak lain adalah KH Mustofa Bisri, kiai sekaligus budayawan yang kini dipercaya sebagai Wakil Rais Aam PBNU.
Kekaguman Iwan terhadap Gus Mus itu ia sampaikan disela-sela diskusi bersama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di kediamannya di Desa Leuwinanggung No.19 RT 01/RW02, Cimanggis, Depok.
"Bang Iwan merasa kagum terhadap Gus Mus karena selain penguasaan agamanya yang mendalam, Gus Mus lihai seni kaligrafi, piawai membuat puisi sekaligus bersyair, dan humoris," demikian kata Mustasyar PCINU Taiwan Nabil Haroen. Demikian dilansir NU online.
Meski secara fisik keduanya jarang bertemu, lanjut Nabil, namun melalui sebuah karya tampaknya sudah cukup untuk menyatukan jiwa mereka. "Secara fisik, saya tidak dekat dengan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), tapi secara karya saya dekat dengan Gus Mus," ujar Nabil menirukan perkataan Iwan Fals.
Sebagaimana telah diketahui, Gus Mus memberikan sajak atau puisi yang baru saja dibacanya dalam sebuah acara besar kepada Iwan Fals, yang kebetulan juga hadir dalam acara tersebut. Gus Mus memanggil Iwan Fals dan menyerahkan puisinya untuk dijadikan lagu.
Iwan benar-benar mewujudkan harapan Gus Mus. Lagu dengan Judul "Aku Menyayangimu" yang pernah dinyanyikan Iwan Fals sebagai Penutup pada konser musik di Pantai Bende Ancol, pertengahan tahun 2003 itu merupakan puisi Gus Mus yang menjadi muara kedekatan jiwa keduanya.
Selain Gus Mus, Tokoh NU yang menjadi Idola Iwan Fals adalah almarhum KH Maksum Jauhari (Gus Maksum), pengasuh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur. Pada saat Kantata Takwa menggelar konser di Parkir Timur, senayan, tahun 1998, Gus Maksum pernah 'menyelamatkan' Iwan Fals dari serbuan fans yang ingin berjabat tangan dan melihat secara dekat tokoh idolanya tersebut.(nu-ol/bei))
KOMENTAR
Kekaguman Iwan terhadap Gus Mus itu ia sampaikan disela-sela diskusi bersama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di kediamannya di Desa Leuwinanggung No.19 RT 01/RW02, Cimanggis, Depok.
"Bang Iwan merasa kagum terhadap Gus Mus karena selain penguasaan agamanya yang mendalam, Gus Mus lihai seni kaligrafi, piawai membuat puisi sekaligus bersyair, dan humoris," demikian kata Mustasyar PCINU Taiwan Nabil Haroen. Demikian dilansir NU online.
Meski secara fisik keduanya jarang bertemu, lanjut Nabil, namun melalui sebuah karya tampaknya sudah cukup untuk menyatukan jiwa mereka. "Secara fisik, saya tidak dekat dengan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), tapi secara karya saya dekat dengan Gus Mus," ujar Nabil menirukan perkataan Iwan Fals.
Sebagaimana telah diketahui, Gus Mus memberikan sajak atau puisi yang baru saja dibacanya dalam sebuah acara besar kepada Iwan Fals, yang kebetulan juga hadir dalam acara tersebut. Gus Mus memanggil Iwan Fals dan menyerahkan puisinya untuk dijadikan lagu.
Iwan benar-benar mewujudkan harapan Gus Mus. Lagu dengan Judul "Aku Menyayangimu" yang pernah dinyanyikan Iwan Fals sebagai Penutup pada konser musik di Pantai Bende Ancol, pertengahan tahun 2003 itu merupakan puisi Gus Mus yang menjadi muara kedekatan jiwa keduanya.
Selain Gus Mus, Tokoh NU yang menjadi Idola Iwan Fals adalah almarhum KH Maksum Jauhari (Gus Maksum), pengasuh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur. Pada saat Kantata Takwa menggelar konser di Parkir Timur, senayan, tahun 1998, Gus Maksum pernah 'menyelamatkan' Iwan Fals dari serbuan fans yang ingin berjabat tangan dan melihat secara dekat tokoh idolanya tersebut.(nu-ol/bei))
KOMENTAR
6 Juli 2010 00:30:41 Muhamad Ismunandar (Ismu) menulis:
Alhamdulillah, sekarang bang Iwan lagunya lebih kentara lagi dari segi religiusnya. Terusin bang! Alhamdulillah, saya juga punya foto terbaru bang Iwan dikirimin teman (Drs. Dasep Hanan Mubarok, M.Ag) sesama fans. Insya Allah kalo disuruh, mungkin saya masih bisa melantunkan lagunya Bento & Bongkar ( wujud anti kemapanan ). Abah, izin share !
8 Juli 2010 00:35:03 Agus Komari (Agus) menulis:
Setuju.... Saya sangat setuju dan yakin sekali kalau seorang Iwan Fals mengagumi Mbah Kyai H. Mustofa Bisri. Sebagai seorang Guru Besar, Beliau memang patut kita kagumi, orang Jepang saja kagum dengan keluasan ilmunya....
8 Juli 2010 09:52:12 Miftakhul Adhim (cak adhim) menulis:
Assalaamualikum wr. wb.
Memang seniman dan ahli agama itu harus menyatu, sebab keduanya berbasic pada kebenaran : ahli agama berpatokan pada kebenaran ilahi, sedang seniman berpatokan pada 'hati nurani'. Kekagumanku pada Gus Mus, beliau berwibawa diantaranya karena memiliki kedalaman ilmu agama dan seni. Bahkan kedua anak kami, saya mohonkan nama dari Beliau. Mhn do'a restunya Yai, semoga menjadi anak sholehah amiiin.
11 Juli 2010 08:49:03 Saipul Anwar (Ipul) menulis:
Dua insan ini adalah idola saya..insan yg satu komit menguak kebobrokan dinegeri ini melalui nada sumbangnya..insan yg satu lg komit menguak penyimpangan melalui kesejukan tulisannya..keinginan saya hanya satu..jangan teperdaya untuk masuk dunia politik kita yg masih kotor..pertahankan komitment anda dalam menyuarakan sesuatu melalui ruang yg lain..bravo Gus Mus n Gus Iwan
11 Juli 2010 14:34:41 wawan setiawan (haidar st) menulis:
Kalau artis kita dekat dengan ulama tentu sangat harmonis jalinan seni sastra nusantara ini dengan karya yang membangun moral bangsa jadi besar dan berwibawa, insya Allah.
16 Juli 2010 09:14:08 Mundhori (Mundhori) menulis:
Sifat anarkis, kekerasan tindakan, nondemokratis, pemaksaan kehendak dan lain lain sifat negative yg sudah tumbuh di Indonesia memang perlu dicairkan dengan hasil seni, langkah budaya dari para tokoh seni, para tokoh budaya. Kolaborasi antara Gus Mus dengan Iwan Fals dalam bentuk lagu dari puisi indah, sangat diperlukan untuk kepentingan itu. Rintisan kolaborasi kinerja harus dibentuk dari berbagai komponen bangsa, seperti para politikus dengan seniman, para pengusaha dengan budayawan, para tokoh agama dengan seniman, dll. Indonesia butuh pencerahan dari semua pihak, sementara itu target ekeonomi kesejahetraan bagi masyarakat sebagai capaian utama, agar cita cita kemerdekaan dapat terwujud.
16 Juli 2010 09:15:07 Mundhori (Mundhori) menulis:
Sifat anarkis, kekerasan tindakan, nondemokratis, pemaksaan kehendak dan lain lain sifat negative yg sudah tumbuh di Indonesia memang perlu dicairkan dengan hasil seni, langkah budaya dari para tokoh seni, para tokoh budaya. Kolaborasi antara Gus Mus dengan Iwan Fals dalam bentuk lagu dari puisi indah, sangat diperlukan untuk kepentingan itu. Rintisan kolaborasi kinerja harus dibentuk dari berbagai komponen bangsa, seperti para politikus dengan seniman, para pengusaha dengan budayawan, para tokoh agama dengan seniman, dll. Indonesia butuh pencerahan dari semua pihak, sementara itu target ekeonomi kesejahetraan bagi masyarakat sebagai capaian utama, agar cita cita kemerdekaan dapat terwujud. source